Kampung Sinday

Kampung Sinday, adalah nama sebuah sebuah kampung kecil yang terletak di Desa Pajagan Kecamatan Sajira kabupaten Lebak Provinsi Banten. Sinday merupakan sebuah tanah ibu pertiwi dimana saya dilahirkan dan dibesarkan, dengan kehidupan masyarakat harmonis dan  sederhana dengan ala kehidupan pedesaan yang serba alami dan bergantung pada alam.
Keramahan serta kebudayaan masyarakat yang terjaga membuat suasana kehidupan terasa fresh walaupun dalam kesederhanaan dan keterbatasan akses, jauh dari hiruk piuk kegaduhan kota dan pencemaran lingkungan,
BACA..!
Asal Usul Batu Kalimaya Banten
Saya sendiri tidak tahu apa makna historis dari kata  “SINDAY” itu, karena saya belum pernah bertanya kepada sesepuh masyarakat tentang makna dari kata sinday tersebut. Yang jelas apapun sejarah dan maknanya. ini tetap tanah kelahiran dan lingkungan kecil saya dulu. Namun saya punya definisi tersendiri tentang arti dari kata sinday ini ( Ini hanya untuk saya pribadi ). Sin-Day, Sin Berupakan pronunciation atau pengucapan kata “Seen” dalam bahasa inggris, yaitu bentuk ketiga dari kata see, saw, seen yang berarti telah melihat, sedangkan kata “Day” artinya adalah hari, jadi makna sinday menurut versi saya adalah “Telah melihat hari-hari”. Saya pribadi mengiyakan makna ini, karena di tempan inilah dengan Qudrat-Irodahnya Allah SWT. saya dapat melihat hari dengan dilahirkannya saya ke bumi, Alhamdulillah.. Melihat hari ini, melihat hari esok, dan memperbaiki hari esok (masa depan) dengan modal penglihatan (pengalaman) di hari kemarin. itulah makna Sinday menurut definisi saya. hehe
Yasudahlah kita tinggal dulu makna Sinday sejenak. Kehidupan di kampungku ini mungkin tak jauh berbeda dengan kampung-kampung lainya di tempat kalian, semua masyarakat tiap harinya meraup keridhoan sang pemilik rizki (ALLAH SWT.) dari pencaharian yang seraba agraris, ada beberapa mayoritas pencaharian di kampungku ini, Sebagian besar masyarakat pasti punya sepetak-duapetak tanah untuk bercocok tanam untuk sekedar mencukupi resiko kebutuhan dapur, kenapa saya katakan hanya sekedar saja, Ya.. Karena sangat jarang hasil pertanian di kampung saya tersebut bernilai komersil dan dikirim ke pasar-pasar induk seperti di daerah lainya, biarpun ada, itu hanya sebagian kecil.
Karena pertanian tidak dapat dijadikan tunjangan pokok bagi kehidupan, mungkin dari berbagai segi yang tidak mendukung, maka untuk kebanyakan orang di kampung Sinday banyak memanfaatkan nilai alam yang terkandung, ya karena di daerah saya tersebut tanaman bambu amat berkembang dan melimpah, maka kebanyakan masyarakat di kampung Sinday menyandarkan pokok pencahariannya pada usaha jual beli bambu untuk pengiriman ke daerah-daerah perkotaan, seperti Serang, Tangerang bahkan Jakarta.
Bahkan konon bambu dari daerah saya tersebut tergolong bambu dengan kualitas Terbaik… woow..
Namun tidak hanya dalam jual beli bambu saja, ada juga segolongan masyarakat yang berpencaharian dari Pohon karet, Bertani walaupun tidak untuk dijual, berdagang dan sebagian ada yang merantau mengadu nasib ke kota.
Begitulah setiap harinya kehidupan di Kampung Sinday tempat kelahiran saya. ketika pagi datang masyarakat sibuk berhamburan mecari nafkah untuk anak istrinya. Dan anak anak bermain riang bersama alam saat jam sekolah selesai, membantu orangtua, mengembala, mandi di sungai dan lain sebagainya.
BACA..!
Jumlah Penambang Batu Kalimaya Banten Yang Semakin Berkurang
Begitulah kehidupan Kampung tercinta saya yang dulu, dan kini saya hanya tersenyum seakan merasa rindu pada kehidupan seperrti itu lagi,
Karena kini Sinday hanya ada dalam kenangan
Love Sindaay, Love Bumi Pertiwi.
IN MEMORIAM SINDAY

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top