Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memang tidak ada habisnya. Dari masa ke masa. Tahun ke tahun terus mengalami perkembangan yang mungkin tidak ada akhirnya (hingga akhir masa ).
Perkembangan dan kemajuan tersebut tentunya di tunjang oleh kebutuhan dan daya fikir manusia yang terus meningkat. Para pengembang atau developher terus bermunculan baik dari luas dan dalam negeri, terutama pengembang teknologi dari luar negeri yang semakin merambah karyanya.
Namun pernahkah kita berfiki sebagai orang lokal (orang indonesia) kenapa arus perkembangan para pengembang di indonesia dirasakan sulit sekali berkembang. Padahal melihat kemampuan atau sumber daya manusia yang ada di indonesia bukan tidak memadai. Banyak generasi indonesia yang berbakat dalam berbagai bidang teknologi, pemrograman, desain dan lain sebagainya.
Dalam beberapa kasus yang ditemui para pengembang di indonesia selalu terhambat oleh sarana untuk mengembangkan bakat tersebut sebut saja komputer dalam hal ini, para pengembang dari indonesia tidak bisa kita pungkiri tidak hanya dari jenjang formal saja. Bahkan lebih banyak anak muda yang bermunculan bukan dari hasil bangku sekolah melainkan dari hasil otodidak / belajar sendiri. Walaupun begitu terkadang hasil otodidak mengimbangi bahkan melebihi kemampuan formal.
Nah. Disaat kemampuan itu sudah timbul dan sudah dimiliki maka pada tahap ini lah para pengembang indonesia akan terhambat. Tanya kenapa? Perlu di ketahui menurut saya generasi komputer lawas atau jadul di indonesia tak pernah mati. Dan sedikit banyaknya para penggunanya adalah para pengembang muda indonesia yang baru beranjak ini. Sedangkan untuk menghasilkan karya yang bermutu dan daya saing yang tinggi diperlukan penunjang dan modal yang cukup juga (komputer canggih brow…).
Sebagai contoh sederhana dalam bidang desain atau animasi memerlukan spesifikasi komputer yang rada keren lho. kalo saja developher kita masih menunggangi komputer jadul maka developher indonesia akan terus gigit lari saat membuat desain atau membuat animasi. Hehe .
Begitulah hambatan terbesar para pengembang dan penikmat teknologi e indonesia. Dan mungkin satu lagi yang sering menjadi hambatan bagi para pengembang di indonesia adalah kurangnya lembaga atau intansi yang mendukung karya anak bangsa. Hingga akhirnya karya anak bangsa mandul dan sulit untuk berkembang. sekian renungan dan mungkin bisa di bilang sedikit pengalaman hehe
Selama masih ada "koncoisme" indonesia akan seperti ini …….SELAMANYA !!
Sebagai contoh kecil, saya sekarang tinggal di kota reyog. Mau cari yang namanya POE saja lebih enak nyari setan deh…..
Yah, seperti itulah kendala di daerah kita mas,,